POTENSI SOLUSI DAN PELUANG IMPLEMENTASI KONSEP AGROMARITIM MELALUI PENGGEMUKKAN KOMODITAS KEPITING BAKAU (SCYLLA SP.) DI SUB-DAERAH ALIRAN SUNGAI SELINDUNG BANGKA BELITUNG
DOI:
https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v12i2.2265Keywords:
agromaritim, kepiting bakau, pemberdayaan, penggemukkan, probiotikAbstract
Pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan melalui penggemukkan kepiting bakau (Scylla sp.) di Sub-DAS Selindung berpotensi dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya. Oleh karena itu, diperlukan implementasi budidaya kepiting bakau berupa penggemukkan. Hal ini dapat menjadi mata rantai dari nelayan penangkap kepiting bakau, dengan rantai pasok perantara yaitu Pokdakan Kulong Kelat Sukses untuk menuju ke konsumen. Kegiatan ini bertujuan untuk mengimplementasikan konsep agromaritim melalui penggemukkan kepiting bakau yang berkelanjutan. Kegiatan ini dimulai bulan Juni hingga November 2024, bertempat di Kelompok Pembudidaya Ikan Kulong Kelat Sukses (Pokdakan KKS) Desa Pagarawan, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif termasuk diseminasi dan implementasi penggemukkan komoditi kepiting bakau. Hasil menunjukkan bahwa implementasi konsep agromaritim dapat dilakukan melalui budidaya pepaya California dan penggemukkan kepiting bakau dibantu suplemen teknologi probiotik “Probio_FmUBB”. Penggunaan suplemen probiotik terbukti efektif dalam efisiensi pakan, pertumbuhan kepiting, dan hasil produksi kepiting bakau organik, serta dapat menjadi bagian integral dari implementasi konsep agromaritim. Probiotik ini dicampurkan pada pakan ikan selanjutnya diberikan ke bibit kepiting bakau di kolam. Bibit kepiting bakau ukuran 8 – 10 ekor/kg berasal dari nelayan bubu kepiting terdekat di Desa Pagarawan. Pengukuran kualitas air yang penting terutama adalah DO, pH, suhu, nitrat, fosfat dan amonia. Penggemukkan kepiting selama 2 bulan mencapai ukuran 4 – 5 ekor/kg dan dipanen secara bertahap. Penerapan suplemen teknologi probiotik perlu terus disosialisasikan dan didukung melalui program-program pemerintah yang fokus pada pengembangan sektor perikanan dan maritim. Implementasi konsep agromaritim dapat menjadi solusi model pemberdayaan yang berkelanjutan khususnya di Sub-DAS Selindung.
Downloads
References
Adibrata, S., Bahtera, N. I., Astuti, R. P., & Arkan, F. (2021). The perception level on the impact of integrated livestock-fish production systems towards the environmental pollution. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 926(1), 012008. https://doi.org/10.1088/1755-1315/926/1/012008
Adibrata, S., Fatimah, S., Wahidin, L. O., & Putra, A. R. (2024a). Pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan melalui konsep pengelolaan lahan agromaritim terpadu di Desa Balunijuk, Kabupaten Bangka. Journal of Agro-Maritime, 2(1), 15–26.
Adibrata, S., Wahidin, L. O., & Guskarnali. (2024b). Penggemukan kepiting bakau (Scylla serrata) sistem apartemen sebagai atraksi wisata di Pantai Takari Bangka Belitung. Jurnal Abdi Insani, 11(1), 41-50. https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v11i1.1188
Aulia, D., & Diamahesa, W. A. (2024). Manajemen kualitas air pada pembesaran kepiting bakau (Scylla sp.) sistem apartemen di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah. Ganec Swara, 18(2), 896-902.
Effendi, I. (2019). Pengembangan akuakultur pada lahan suboptimal menuju Agromaritim 4.0. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2019, Palembang, 4-5 September 2019.
Ferdiansyah, A., Ramadhan, H. A., Sofyan, S., Irjayanto, M. I., & Hidayahtula, I. A. (2022). Ecological aquaculture: Pengembangan budidaya kepiting bakau dengan sistem apartemen silvofishery di hutan mangrove Munjang Desa Kurau Barat dan aspek hukumnya. Jurnal Besaoh, 2(2), 107-126.
Jolpano, A., Handayani, E., & Saptiani, G. (2023). Pertumbuhan dan percepatan molting kepiting bakau (Scylla serrata) yang diberi ekstrak temu kunci (Boesenbergia pandurata) 3 In 1 BIOIMUN® di tambak silvofishery Desa Salo Palai Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. Nusantara Tropical Fisheries Science, 2(1), 1-10.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. SK. 304/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018. (2018). Penetapan peta daerah aliran sungai.
Natalia, A. C., Hambali, R., & Sabri, F. (2022). Analisis erosi pada daerah aliran Sungai Baturusa. Jurnal Teknik Sumber Daya Air, 2(1), 13–24. https://doi.org/10.56860/jtsda.v2i1.26
Nurfaidah, A., Hadijah, H., & Indrawati, E. (2024). Efektivitas penambahan suplemen herbal kunyit (Curcuma longa Linn) pada pelet terhadap pertumbuhan, kelulushidupan, dan efisiensi pakan ikan nila (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture and Environment, 6(2), 80-83.
Rustam, H., Hamsiah, & Hartinah. (2019). Pengembangan usaha budidaya kepiting dalam kawasan hutan mangrove melalui sistem silvofishery yang berbasis masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Abdimas, 425-430.
Umroh, Adibrata, S., & Franto, F. (2024). Morfometrik dan survival rate penggemukan kepiting bakau (Scylla serrata) sistem apartemen kepiting di Desa Pagarawan dan Pantai Takari, Pulau Bangka. Jurnal Perikanan Unram, 14(2), 620-627.