PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI DESA GUMANTAR MELALUI BUDIDAYA IKAN SISTEM AKUAPONIK
DOI:
https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v6i3.268Keywords:
akuaponik, ikan lele, sayuranAbstract
Akuaponik merupakan perpaduan sistem budidaya antara hidroponik dengan akuakultur, sehingga menjadi suatu sistem produksi pangan terpadu. Dalam skala kecil, kombinasi produksi ikan dan sayur secara bersamaan menjadikan kemandirian kebutuhan nutrisi keluarga. Akuaponik dalam sistem akuakultur yang memanfaatkan limbah dari sisa pakan dan kotoran ikan sebagai pupuk pada tumbuhan hidroponik. Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara merupakan bagian dari ekosistem terrestrial yang luasnya relatif lebih luas dibandingkan lahan basah. Ketersediaan air tawar menjadi faktor pembatas dalam aktivitas ekonomi dan keseharian masyarakat. Tujuan kegiatan pengabdian ini, diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan lahan kering untuk budidaya perikanan. Kegiatan dimulai penentuan lokasi dan sistem akuaponik yang akan dipakai. Sistem akuaponik nutrient film technique adalah sistem yang cukup sederhana, yaitu memanfaatkan pipa-pipa yang sejajar dengan mengatur ketinggian outlet agar aliran air menjadi lancar. Sayur yang digunakan dalam sistem akuaponik adalah selada hijau, green pakcoy, bayam merah, bayam hijau, kangkung, dan caisim manis. Sedangkan ikan yang digunakan adalah ikan lele sebanyak 1.000 ekor yang diperoleh dari Balai Benih Ikan Batu Kumbung, Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini menghasilkan produksi sayuran dan ikan lele pada satu masa pemeliharaan dengan nilai produksi yang cukup baik. Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat mampu memanfaatkan lahan kering untuk budidaya perikanan, melalui pemahaman konsep akuaponik yang baik dan menerapkannya melalui sistem nutrient film technique.