OPTIMALISASI PENGOLAHAN TENGKAWANG MENJADI GREEN BUTTER: PENINGKATAN EKONOMI LOKAL DAN KONSERVASI HUTAN DI KALIMANTAN BARAT
DOI:
https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v12i6.2551Keywords:
Minyak Tengkawang, Pengepresan Mekanis, Kualitas Produk, Pengepres BerulirAbstract
Kalimantan Barat dikenal sebagai daerah penghasil buah tengkawang, namun karena harga buahnya rendah, banyak kayu tengkawang yang ditebang. Masyarakat sekitar hutan memanfaatkan buah tengkawang untuk minyak sayur dan obat tradisional, serta menjual buah kering yang sudah disalai dengan harga Rp. 6.000-Rp.7.500/kg. Biji tengkawang yang diolah menjadi minyak/lemak tengkawang dapat dijual ke industri dengan harga hingga Rp. 80.000/kg, dan digunakan untuk berbagai produk industri seperti permen, obat-obatan, minyak makan, kosmetika, dan sabun. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi pengolahan biji tengkawang menjadi minyak tengkawang (green butter) melalui metode pengepresan mekanis yang efisien dan meningkatkan kualitas produk. Studi pendahuluan, perancangan dan pembuatan mesin pengepres mekanis, pengujian mesin, serta analisis hasil minyak tengkawang dilakukan. Mesin terdiri dari alat pengukusan biji tengkawang dan mesin pengepres berulir (screw press) dengan elemen pemanas dan pengendali temperatur otomatis. Hasil analisis menunjukkan bahwa minyak tengkawang yang dihasilkan berkualitas baik dan memenuhi standar minyak nabati untuk konsumsi dan industri. Kesimpulannya, inovasi teknologi ini berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, dengan rekomendasi untuk pengembangan kapasitas produksi, strategi pemasaran, serta dukungan pemerintah dan pihak terkait untuk pemanfaatan minyak tengkawang sebagai komoditi unggulan daerah.
Downloads
References
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. (2022). Pengolahan tengkawang di Kalimantan Barat. Departemen Kehutanan Indonesia. Retrieved from https://www.balitbangkehutanan.go.id/tengkawang-2022
Baharuddin, & Taskirawati, I. (2009). Buku ajar hasil hutan bukan kayu. Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin. Retrieved from https://adoc.pub/hasil-hutan-bukan-kayu.html
Fambayu, R. A. (2014). Budidaya tengkawang untuk kayu pertukangan, bahan makanan dan kerajinan. Kementerian Kehutanan. Retrieved from https://anyflip.com/wsrcg/bzik/basic
Herlina, N., & Ginting, M. H. S. (2002). Lemak dan minyak. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara. Retrieved from https://www.academia.edu/89844550/Lemak_Dan_Minyak
Harsokoesoemo, D. (2000). Pengantar perancangan teknik: Perancangan produk. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Retrieved from https://lib.ui.ac.id/detail?id=11446&lokasi=lokal
International Union for Conservation of Nature. (2013). IUCN Red List of Threatened Species (Version 2013.2). Retrieved from https://www.iucnredlist.org/en
Kartika, T. (2023). Optimalisasi pengolahan tengkawang menjadi green butter: Peningkatan ekonomi lokal dan konservasi hutan di Kalimantan Barat. Jurnal Teknologi Pangan, 12(3), 45–56.
Ketaren, S. (2008). Pengantar teknologi lemak dan minyak pangan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Retrieved from https://lib.ui.ac.id/detail?id=13068
Musyafak, A., & Ibrahim, T. M. (2005). Strategi percepatan adopsi dan difusi inovasi pertanian mendukung Prima Tani. Analisis Kebijakan Pertanian, 3(1), 20–37. https://doi.org/10.21082/akp.v3n1.2005.20-37
Murdaka, B., Karyono, & Supriyatin. (2010). Penyetaraan nilai viskositas terhadap indeks bias pada zat cair bening. Jurnal Berkala Fisika, 13, 119–124. Retrieved from https://ejournal.undip.ac.id/index.php/berkala_fisika/article/download/2786/pdf
Maharani, R., Handayani, P., & Hardjana, A. (2015). Panduan identifikasi jenis pohon tengkawang. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Retrieved from https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1000254
Mulyadi, A. (2023). Inovasi teknologi dalam pengolahan minyak tengkawang. In B. Sukma (Ed.), Teknologi pertanian berkelanjutan (pp. 123–145). Penerbit Andi.
Murwati, E. S., Suharyanto, & Pranoto, D. Y. (2014). Modifikasi alat steam untuk pembengkokan rotan. Jurnal Kerajinan dan Batik, 31(2). Retrieved from http://ejournal.kemenperin.go.id/dkb/article/view/1076/915
Purwaningsih. (2004). Ecological distribution of Dipterocarpaceae species in Indonesia. Biodiversitas, 5(2), 89–95. Retrieved from https://smujo.id/biodiv/article/view/647
Raden Esa Pangersa, G., & Zulnely. (2015). Karakteristik lemak hasil ekstraksi buah tengkawang asal Kalimantan Barat menggunakan dua macam pelarut. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 33(3), 175–180. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/131454-ID-none.pdf
Raden Esa Pangersa, G., Zulnely, & Kusmiyati, E. (2012). Sifat fisika-kimia lemak tengkawang dari empat jenis pohon induk. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 30(4), 254–260.
Santoso, D., & Lestari, E. (2024). Pengembangan teknologi pengolahan biji tengkawang. Jurnal Penelitian Kehutanan, 15(2), 78–89.
Sutiah, K. S., Firdausi, & Budi, W. S. (2008). Studi kualitas minyak goreng dengan parameter viskositas dan indeks bias. Jurnal Berkala Fisika, 11(2), 53–58.
Ulrich, J. (2000). New product development and production networks. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Wibowo, F., & Permata, S. (2023). Analisis kualitas minyak tengkawang untuk industri. Jurnal Industri Nabati, 8(4), 201–215.