PENYEDIAAN FASILITAS SANITASI DAN AIR BERSIH BAGI PENGUNGSI KORBAN BENCANA GEMPA DI DUSUN LENDANG RE, KABUPATEN LOMBOK BARAT
DOI:
https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i1.291Keywords:
air bersih, gempa bumi, korban bencana gempa, sanitasiAbstract
Gempa besar yang melanda pulau Lombok pada akhir Juli sampai Agustus 2018 telah menyebabkan korban jiwa, korban luka dan kerusakan berbagai sarana dan prasarana serta tempat tinggal. Setelah terjadinya bencana alam apapun jenisnya, kejadian penyakit infeksi umumnya akan meningkat. Hal ini terjadi akibat kerentanan sistem kesehatan di suatu wilayah dan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih, sanitasi, tempat perlindungan dan pelayanan kesehatan. Meningkatnya jumlah penduduk terdampak yang mengungsi ke pusat-pusat evakuasi juga akan meningkatkan kejadian penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kepadatan, air bersih, sanitasi dan higiene. Lebih dari itu, masalah ketersediaan air bersih dan sanitasi dapat berdampak pada meningkatnya kejadian stunting yang memiliki dampak kesehatan jangka panjang. Dusun Lendang Re merupakan salah satu wilayah yang terdampak bencana. Lebih dari 90% rumah hancur dan rusak berat dan sekitar 750 orang warga terpaksa mengungsi. Jumlah toilet darurat yang tersedia belum memenuhi kebutuhan pengungsi dan standar minimal. Hal ini rentan menyebabkan pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit terutama penyakit infeksi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan akses warga pengungsi di Dusun Lendang Re terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi. Setelah melakukan survey pendahuluan, mengurus perijinan dan membangun komitmen dengan warga, tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat membangun dua set fasilitas sanitasi dan penampungan air bersih. Setiap set terdiri dari tiga bilik toilet/kamar mandi dengan jamban jongkok serta satu pelataran cuci dengan keran air. Sumber air bersih berasal dari sumur terdekat yang disalurkan melalui sistem pipa dengan pompa air listrik dan ditampung dalam tandon penampung air di atas menara baja. Komunikasi dan koordinasi yang baik dengan warga dan tokoh masyarakat, pemilihan lokasi dan perijinan penggunaan lahan serta serta kelayakan spesifikasi dan kelengkapan fasilitas yang dibangun mendukung keberlangsungan penggunaan fasilitas ini di lokasi bencana.