PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) KOTORAN KELELAWAR UNTUK BUDIDAYA ANGGUR LAUT DI DESA BOLOK, NUSA TENGGARA TIMUR
DOI:
https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v10i4.1131Kata Kunci:
Kotoran kelelawar, pelatihan, pupuk organik cairAbstrak
Pupuk menjadi sumber nutrisi yang diperlukan oleh tanaman, begitu pula anggur laut. Kotoran kelelawar yang terdapat di gua Desa Bolok belum termanfaatkan dengan baik dan berpotensi digunakan sebagai bahan dasar pupuk. Namun, kotoran kelelawar tersebut harus diproses dahulu melalui pengomposan karena tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan asalnya. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang pembuatan Pupuk Organik Cair Kotoran Kelelawar mulai dari penyiapan bahan, pengemasan hingga pelabelan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah kombinasi antara ceramah, diskusi, dan praktik. Kegiatan pengabdian direspon dengan sangat baik oleh masyarakat setempat, hal ini ditunjukkan dengan aktifnya warga yang mengikuti seluruh tahapan pelatihan sehingga dapat berjalan lancar. Diharapkan kedepannya pupuk ini dapat menjadi produk alternatif sehingga dapat mengatasi kelangkaan pupuk dan mengurangi biaya produksi serta dapat menjadi mata pencaharian tambahan untuk masyarakat Desa Bolok.
Unduhan
Referensi
Adnan, S. I., Utoyo, B., & Kusumastuti, A. (2015). Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main nursery. J. AgroIndustri Pertanian, 2(3), 69–81.
Anwar. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Aldabeta.
Hadisuwito, S. (2007). Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta: AgroMedia.
Hayanti, E. D. N., Yuliani., & Fitrihidayati, H. (2014). Penggunaan kompos kotoran kelelawar (guano) untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea). LenteraBio, 3(1), 7-11.
Kasmawan, I. G. A., Sutapa, G. N., & Yuliara, I. M. (2018). Pembuatan pupuk organik cair menggunakan teknologi komposting sederhana. Buletin Udayana Mengabdi, 17 (1), 103-107.
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori Dan Praktik), Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lingga, P. & Marsono. (2004). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
Maulidani, A., Jumini. & Kurniawan, T. (2018). Pengaruh dosis pupuk guano dan NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 3(4), 26–33.
Nasution, S. (2015). Sosialisasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nugrahini, T. (2013). Pengaruh pemberian pupuk guano terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada dua metode vertikultur. Jurnal Dinamika Pertanian, 28(3), 211-216.
Rahayu, Y. S. (2021). Pupuk Organik Cair. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian. Tersedia online pada http://cybex.pertanian.go.id/artikel/98480/pupuk-organik-cair/. Diakses 18 Oktober 2023.
Rivai, V. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Setiawan, E. (2009). Pengaruh empat macam pupuk organik terhadap pertumbuhan sawi (Brassica juncea L.). Embryo, 6(1), 27–34.
Tangguda, S., Valentine, R. Y., Hariyadi, D. R., R. & Sudiarsa, I. N. (2021). Pemanfaatan kotoran kelelawar sebagai pupuk guano di desa bolok, Kupang Barat, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Agrikultura, 33(3), 289-295.
Wardhani, H. W., Sumartono. & Makmur. M. (2015). Manajemen penyelenggaraan program pelatihan masyarakat (studi Balai Besar Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri di Malang). Wacana, 18(1), 21-30.
Widiasih, E. & Suminar, T. (2015). Monitoring dan evaluasi program pelatihan batik Brebesan (studi di mitra Batik Desa Bentar Kabupaten Brebes. Journal of Nonformal Education, 1(1), 89-95.
Yudasmara, G. A. (2014). Budidaya anggur laut (Caulerpa racemose) melalui media tanam rigid quadrant nets berbahan bambu. Jurnal Sains Dan Teknologi, 3(2), 468–473.