PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN KEPITING BAKAU (Scylla spp.) DI DESA PANYIWI, KECAMATAN CENRANA, KABUPATEN BONE

Authors

  • Anton Anton Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Ani Leilani Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Budiyati Budiyati Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Muhammad Syahrir Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Supryady Supryady Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Yip Regan Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Ihwan Ihwan Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Yunarty Yunarty Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Ardana Kurniaji Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Siti Aisyah Saridu Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Eriyanti Wahid Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Diana Putri Renitasari Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Muhammad Rasnijal Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
  • Zainal Usman Program Studi Teknik Budidaya Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

DOI:

https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v9i3.667

Keywords:

cultivators, mangrove crabs, panyiwi, vanname shrimp

Abstract

Vannamei shrimp and mangrove crabs are export commodities with high economic value. One of the areas that is central to the development of vaname shrimp and mangrove crab cultivation is in Bone Regency, South Sulawesi. The obstacle for vaname shrimp and mangrove crab cultivators is the lack of technical knowledge of environmentally friendly aquaculture. The lack of technology adaptation of cultivators is the reason for the importance of community service activities. This community service activity aims to increase public knowledge about the cultivation of vaname shrimp and mud crab. It is hoped that this activity can improve the welfare of the cultivating community, especially the cultivation of vaname shrimp and mangrove crabs. The methods used include socialization and training, monitoring of production activities and evaluation of activities. Socialization and training on technology and techniques for vaname shrimp cultivation and mud crab fattening. Monitoring is carried out starting from the pre-production, production to post-production stages. Evaluation is carried out to see the results of service activities. The results of the activity include the implementation of the activity stages, namely the formation of a group of vaname shrimp and mud crab cultivators, the implementation of training and outreach to farmers. The location for the cultivation of vaname shrimp and mud crab has been determined in accordance with the requirements for cultivation activities. Implementation of the process of assisting production activities to harvesting and marketing, followed by evaluation. The cultivator group has harvested 400 kg of vaname shrimp with a size of 130 and a mangrove crab of 75 kg with a maintenance period of 100 days. This activity has become the basis for cooperation and the beginning of the formation of synergy between academics, government and the community in Panyiwi Village, Cenrana District, Bone Regency. Community service activities carried out have increased people's income from the results of growing vaname shrimp in traditional ponds and fattening mangrove crabs.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andriyanto, F., Efani, A., & Riniwati, H. (2018). Analisis Faktor-faktor produksi usaha pembesaran udang vanname (Litopenaeus vannamei) di kecamatan paciran kabupaten lamongan jawa timur; pendekatan fungsi cobb-douglass. Jurnal ECSOFiM, 1(1), 82–96.

Dinas, Kelautan, dan, Perikanan, Kabupaten, B. (2017). Volume Produksi Budidaya Kepiting Bakau. Kabupaten Bone. Pemerintah Daerah Kabupaten Bone: Bone, Sulawesi Selatan (ID).

Dinas, Kelautan, dan, Perikanan, Provinsi, Sulawesi, S. (2021). Laporan statistik perikanan Sulawesi selatan. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan: Makassar, Sulawesi Selatan (ID).

Direktorat, Jenderal, Perikanan, B. (2016). Peta sentra produksi perikanan budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan: Jakarta (ID).

Food, and, Agriculture, O. (2020). The State of World Fisheries and Aquaculture. Sustainability in action. In FAO. https://doi.org/https://doi.org/https://doi.org/10.4060/ca9229en.

Halim, D., & Juanri, J. (2016). Indonesia’s Aquaculture Industry. Key Sectors for Future Growth. Ipsos Business Consulting: France (FRC).

Hamka, M. S., Meryandini, A., Widanarni, & Kurniaji, A. (2021). Efek probiotik Bacillus megaterium PTB I.4 dan Pediococcus pentosaceus E2211 terhadap respons imun dan kelangsungan hidup ikan lele (Clarias sp.) selama uji tantang Aeromonas hydrophila. Journal of Fisheries and Marine Research, 5(3), 567–577.

Hendrajat, E. A., Mangampa, M., & Suryanto, H. (2007). Budidaya udang vanamei (Litopenaeus vannamei) pola tradisional plus di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Media Akuakultur, 2(2), 67–70.

Ibrahim, A. J., & Iromo, H. (2020). Pengembangan usaha budidaya kepiting bakau di tambak tradisional desa liagu kabupaten bulungan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo, 4(2), 129–136.

Iromo, H. (2019). Pengembangan Budidaya Kepiting Bakau di Kaltara. Deep Publish Press: Yogyakarta (ID).

Kementerian, Kelautan, dan, P. (2018). Ekspor kepiting bakau di sulawesi selatan. https://kkp.go.id/bkipm/bbkipmmakasar. Diakses pada tanggal 21 Juli 2022.

Kementerian, Kelautan, dan, P. (2020). Program Percepatan Tambak Udang Nasional. Materi presentasi Direktur KKI. Disampaikan pada 11 Agustus 2022.

Kementerian, Kelautan, dan, P. (2022). Data statistik ekspor-impor komoditas udang. https://statistik.kkp.go.id/. Diakses pada tanggal 21 Juli 2022.

Mangampa, M., Burhanuddin, Hidayat, S. S., Erfan, A., Hendrajat, & Suwardi, T. (2014). Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) pola ekstensif plus melalui aplikasi probiotik dan pergiliran pakan. Sulawesi (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Pu.

Masitah, Rukmana, D., & Budimawan. (2019). Analisis produksi kepiting bakau (Scylla serrata) kabupaten bone. Agrimor, Jurnal Agribisnis Lahan Kering, 4(4), 49–52.

Muliani, A. A. M., Tantu, A. G., Hadijah, & Budi, S. (2021). Analisis kesesuaian lahan untuk budidaya udang vanamei Litopenaeus vannamei di kecamatan mare, kabupaten bone, Sulawesi selatan. Urban and Regional Studies Journal, 4(1), 36–43.

Nasution, I., Rahmanta, & Akbar, S. (2014). Analisis produksi dan pendapatan usaha budidaya kepiting soka (Scylla sp) di kecamatan sei lepan kabupaten langkat. Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara), 7(1), 87–98.

Prawitasari, S., & Rafiqie, M. (2022). Potensi usaha udang vaname (Litopenaeus vannamei) sistem intensif fan konvensional dalam tinjauan analisis finansial. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 13(1), 71–80.

Putra, D. F., Monalisa, & Irwan. (2022). Transfer teknologi bioflok pada budidaya ikan nila sebagai upaya pemberdayaan ekonomi terhadap eks pecandu narkoba di kota banda aceh. Jurnal Abdi Insani, 9(2), 333–342.

Rahim, Rukmana, M. R. A., Landu, A., & Asni. (2021). Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) super intensif dengan padat tebar berbeda menggunakan sistem zero waste discharge. Journal of Fisheries and Marine Research, 5(3), 595–602.

Riani, H., Rostika, R., & Lili, W. (2012). Efek pengurangan pakan terhadap pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) PL-21 yang diberi bioflok. Jurnal Perikanan Kelautan, 3(3), 207–211.

Saidah, S., & Sofia, A. (2016). Pengembangan usaha pembesaran kepiting bakau (Scylla spp.) melalui sistem silvofishery. Jurnal Hutan Tropis, 4(3), 265–272.

Shelley, C. (2008). Capture-based aquaculture of mud crabs (Scylla spp.). In A. Lovatelli and P.F. Holthus (eds). Capture-based aquaculture. Global overview. FAO Fisheries Technical Paper. No. 508. Rome, FAO., 255–269.

Suprapto, D., Widowati, I., Yudiati, E., & Subandiyono. (2014). Pertumbuhan kepiting bakau scylla serrata yang diberi berbagai jenis pakan. Jurnal Ilmu Kelautan, 19(4), 202–210.

Tahmid, M., Fahrudin, A., & Wardiatno, Y. (2015). Kualitas habitat kepiting bakau (Scylla serrata) pada ekosistem mangrove Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Kepuauan Riau. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 7(2), 535–551.

Usman, Z., Saridu, S. A., Ihwan, Supryady, Kurniaji, A., & Fanggi. (2022). Penerapan biosekuriti dan deteksi infectious myo necrosis virus pada benur udang windu (Penaeus monodon) di hatchery surya prima benur. Berkala Perikanan Terubuk, 50(2), 1509–1517.

Yunarty, Kurniaji, A., Budiyati, Renitasari, D. P., & Resa, M. (2022). Karakteristik kualitas air dan performa pertumbuhan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) secara intensif. Pena Akuatika: Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 21(1), 71–85.

Published

2022-09-18

How to Cite

Anton, A., Leilani, A., Budiyati, B., Syahrir, M., Supryady, S., Regan, Y. ., Ihwan, I., Yunarty, Y., Kurniaji, A., Saridu, S. A. ., Wahid, E. ., Renitasari, D. P. ., Rasnijal, M. ., & Usman, Z. (2022). PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN KEPITING BAKAU (Scylla spp.) DI DESA PANYIWI, KECAMATAN CENRANA, KABUPATEN BONE. Jurnal Abdi Insani, 9(3), 839–851. https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v9i3.667

Issue

Section

section editor