PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN BIOPESTISIDA UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DESA ULANTA KABUPATEN BONE BOLANGO
DOI:
https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v12i2.2361Keywords:
Pemberdayaan, Biopestisida, Pertanian BerkelanjutanAbstract
Pertanian adalah aktivitas manusia dalam mengelola lahan untuk menghasilkan pangan dan produk lainnya. Proses ini melibatkan persiapan lahan, pemilihan benih unggul, penanaman, serta pengendalian hama dan penyakit. Pestisida kimia sering digunakan untuk melindungi tanaman, namun penggunaannya yang berlebihan dapat merusak ekosistem dan menciptakan hama dan patogen resisten. Sebagai alternatif, biopestisida yang berasal dari tumbuhan dan mikroorganisme menjadi solusi ramah lingkungan. Desa Ulanta di Kabupaten Bone Bolango memiliki potensi besar untuk pengembangan biopestisida dari tanaman lokal seperti gamal dan babadotan. Kegiatan ini bertujuan memberi pelatihan ke masyarakat tentang pemanfaatan biopestisida yang diharapkan dapat mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Metode kegiatan berupa survei Lokasi, pelaksanaan kegiatan ini mencakup penyampaian materi pembuatan biopestisida dari gamal, babadotan, Beauveria bassiana, dan Trichoderma sp., serta demonstrasi langsung di lahan Masyarakat. Kegiatan pengabdian ini menunjukkan tingginya antusiasme peserta dalam berdiskusi dengan pemateri mengenai permasalahan yang dihadapi di lahan pertanian Desa Ulanta. Peserta berharap biopestisida yang telah disosialisasikan dapat diterapkan secara berkelanjutan di lahan pertanian desa tersebut. Hasil aplikasi di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan biopestisida berbahan daun gamal, babadotan, Beauveria bassiana, dan Trichoderma sp. efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit serta meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kegiatan pelatihan ini mendorong meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya pertanian ramah lingkungan, sekaligus inovasi lokal dalam menghasilkan produk biopestisida yang bernilai ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian kegiatan pengabdian ini berhasil memperkenalkan biopestisida untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
Downloads
References
Adam, N., Iswati, R., Solihin, A. P., & Pulogu, S. I. (2023). Efektivitas waktu aplikasi isolat Trichoderma sp. yang berbeda untuk mengendalikan penyakit hawar pelepah (Rhizoctonia solani) pada tanaman jagung (Zea mays L.) varietas Lamuru. Jurnal Agroteknotropika, 12(2), 44–50.
Bayu, M. S. Y. I., Prayogo, Y., & Indiati, S. W. (2021). Beauveria bassiana: Biopestisida ramah lingkungan dan efektif untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Buletin Palawija, 19(1), 41–63.
Deciyanto, S., & Indrayani, I. G. A. A. (2009). Jamur entomopatogen Beauveria bassiana: Potensi dan prospeknya dalam pengendalian hama tungau. Perspektif, 8(2), 65–73.
Herlina, L. (2009). Potensi Trichoderma harzianum sebagai biofungisida pada tanaman tomat. Jurnal Biosainfitika, 1, 62–69.
Iswati, R., Abadi, A. L., Aini, L. Q., Soemarno, S., Asnawi, A., Pulogu, S. I., & Rudin, S. S. (2024). Potensi Trichoderma sp. indigenus Gorontalo sebagai dekomposer limbah tanaman jagung. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 29(2), 163–168.
Iswati, R., Aini, L. Q., Soemarno, S., & Abadi, A. L. (2024). Exploration and characterization of indigenous Trichoderma spp. as antagonist of Rhizoctonia solani and plant growth promoter of maize. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 25(4).
Izza, N. (2023). Efektivitas bioinsektisida Beauveria bassiana Bals dan abamektin dalam mengendalikan kutu daun (Aphis gossypii Glover) (Hemiptera: Aphididae) pada tanaman cabai [Skripsi]. Universitas Hasanuddin.
Lebang, M. S., Taroreh, D., & Rimbing, J. (2016). Efektivitas daun sirsak (Anona muricata L.) dan daun gamal (Gliricidia sepium) dalam pengendalian hama walang sangit (Leptocorisa acuta T.) pada tanaman padi. Jurnal Bioslogos, 6(2), 51–59.
Muliani, Y., Krestini, E. H., & Anwar, A. (2019). Uji antagonis agensia hayati Trichoderma spp. terhadap Colletotrichum capsici Sydow penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.). AGROSCRIPT, 1(1), 41–50.
Napiyatun, S., Hidayat, N., & Mulyadi, F. (2017). Pembuatan pestisida nabati dari daun gamal, daun tembakau, dan daun sirsak untuk mengendalikan hama ulat pada tanaman pisang. Buletin Loupe, 14(1), 1–6.
Musa, N., & Lihawa, M. (2021). Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan penerapan teknologi pengendalian hama pada tanaman cabai di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Peduli: Jurnal Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat, 5(2), 67–73.
Pranata, Y. (2018). Uji efektivitas ekstrak daun gamal (Gliricidia maculata) sebagai biofungisida terhadap cendawan patogen Colletotrichum capsici, Fusarium oxysporum, dan Cercospora capsici penyebab penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) secara in vitro [Skripsi]. Universitas Medan Area.
Sumartini. (2016). Biopestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman aneka kacang dan umbi. Iptek Tanaman Pangan, 11(2), 159–166.
Wijaya, I., Ulpah, S., & Mardaleni. (2018). Pemanfaatan babadotan (Ageratum conyzoides L.) untuk mengendalikan hama kutu daun pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Jurnal Dinamika Pertanian, 34(2), 151–162.